Sahur adalah waktu menjelang subuh. Rasulullah SAW menganjurkan mereka yang akan berpuasa pada siang hari untuk menyantap hidangan di waktu sahur. Rasulullah SAW mengatakan bahwa santapan hidangan sahur itu penuh berkah sebagai keterangan hadits berikut ini:
وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم السحور كله بركة فلا تدعوه ولو أن يجرع أحدكم
جرعة من ماء فإن الله عز و جل وملائكته يصلون على المتسحرين
“Dari Abu Sa’id
Al-Khudri RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sahur
sepenuhnya mengandung berkah. Maka dari itu, janganlah kalian
meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air, karena
Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang bersahur.” (HR Ahmad)
Anjuran
makan sahur ini begitu kuat. Oleh karena itu, kesempatan makan di waktu sahur
sedapat mungkin tidak dilewatkan. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan sahur
meski hanya dengan seteguk air mengingat keberkahan Allah yang luar biasa saat
itu.
وعن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما
قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم تسحروا ولو بجرعة من ماء رواه ابن حبان في
صحيحه
“Dari
Abdullah bin Umar RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah
kalian bersahur meskipun hanya seteguk air.” (HR Ibnu Hibban)
Dalam hal
ini, ada doa yang bisa dibaca ketika menyantap hidangan sahur. Lafal doanya
adalah sebagai berikut ini:
يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ
Yarhamullâhul
mutasahhirîn.
“Semoga
Allah menurunkan rahmat-Nya bagi mereka yang bersahur.”
Doa ini dibaca oleh Rasulullah SAW saat menyantap hidangan sahur. Doa ini diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani. Pada hadits ini, Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa kurma adalah sebaik-baik hidangan sahur.
وروي عن السائب بن يزيد رضي الله عنه
قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم نعم السحور التمر وقال يرحم الله المتسحرين
“Diriwayatkan
oleh As-Saib bin Zaid RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik
hidangan sahur adalah kurma.” Rasulullah
SAW lalu berdoa, “Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya bagi
mereka yang bersahur.” (HR At-Thabrani)
Hadits ini dikutip oleh Syekh Abdul ‘Azhim al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib
wat Tarhib, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah], cetakan pertama, juz II,
halaman 90.
Wallahu
a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar