Rabu, 18 April 2018

Muqadimah (Bagian 5)


 
فَإِذَا كَتَبْتُمْ كِتَابًا فَاكْتُبُوْهَا أَوَّلَهُ وَهِيَ مِفْتَاحُ كُلِّ ِكِتَابٍِ أُنْزِلَ
Maka apabila kalian menulis sebuah kitab, maka tulislah kalimat basmalah di permulaannya. Dan basmalah merupakan pembuka setiap kitab yang sudah diturunkan [oleh Allah].

وَلَمَّا نَزَلَ عَلَيَّ جِبْرِيْلُ بِهَا أَعَادَهَا ثَلَاثًا
Dan tatkala malaikat Jibril turun kepadaku dengan membawa basmalah, maka ia mengulang [kalimat] basmalah sebanyak tiga kali.

وَقَالَ هِيَ لَكَ وَلِأُمَّتِكَ فَمُرْهُمْ لَا يَدَعُوْهَا فِيْ شَيْءٍ مِنْ أُمُوْرِهِمْ فَإِنِّيْ لَمْ أَدَعْهَا طَرْفَةَ عَيْنٍ مُنْذُ نَزَلَتْ عَلٰى أَبِيْكَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَكَذَا الْمَلَائِكَةُ
Dan ia [Jibril] berkata: "Basmalah itu untukmu, dan untuk umatmu, maka perintahkanlah mereka, jangan mereka meninggalkan basmalah di sesuatu pun dari berbagai urusan mereka, karena sesungguhnya aku tidak pernah meninggalkan kalimat basmalah sekejap matapun, semenjak basmalah diturunkan kepada bapakmu, Nabi Adam AS, dan begitupun para malaikat yang lain".

وَفِيْ رِوَايَةٍ  إِذَا كَتَبْتُمْ كِتَابًا فَاكْتُبُوْا فِي أَوَّلِهِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَإِذَا كَتَبْتُمُوْهَا فَاقْرَؤُوْهَا
Dan di dalam riwayat lain [disebutkan]: "Apabila kalian menulis kitab, maka tulislah oleh kalian di awal kitab itu بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, dan apabila kalian telah menulisnya, maka bacalah basmalah itu".

وَرُوِيَ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ تَخَلَّقُوْا بِأَخْلَاقِ اللهِ
Dan diriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda: "Berbudi pekertilah kalian dengan budi-budi pekerti Allah",

وَلَا شَكَّ أَنَّ عَادَتَهُ تَعَالٰى فِي ابْتِدَاءِ كُلِّ سُوْرَةٍ الْإِتْيَانُ بِالْبَسْمَلَةِ سِوٰى بَرَاءَةَ فَنَحْنُ مَأْمُوْرُوْنَ بِهِ
Dan tidak ada keraguan bahwa kebiasaan Allah Ta'ala dalam memulai setiap surat itu adalah mendatangkan dengan [diawali] basmalah, kecuali surat Bara'ah [At-Taubah], maka kita diperintahkan dengannya.

وَعَمَلًا بِحَدِيْثِ أَبِيْ دَاوُوْدَ وَغَيْرِهِ كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَايُبْدَأُ فِيْهُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ أَوْ أَقْطَعُ أَوْ أَجْذَمُ
 Dan karena mengamalkan hadis Imam Abu Daud dan lainnya: "Segala perkara yang memiliki suatu hal penting yang tidak dimulai perkara itu dengan بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, maka perkara itu [laksana makhluk yang] terpotong ekornya, atau terpotong tangannya, atau terpotong ujung jarinya [kurang sempurna]".

0 komentar:

Posting Komentar