Maka
apabila kalian menulis sebuah kitab, maka tulislah kalimat basmalah di
permulaannya. Dan basmalah merupakan
pembuka setiap kitab yang sudah diturunkan [oleh
Allah].
وَلَمَّا
نَزَلَ عَلَيَّ جِبْرِيْلُ بِهَا أَعَادَهَا ثَلَاثًا
Dan
tatkala malaikat Jibril turun kepadaku dengan membawa basmalah, maka ia
mengulang [kalimat] basmalah
sebanyak tiga kali.
وَقَالَ
هِيَ لَكَ وَلِأُمَّتِكَ فَمُرْهُمْ لَا يَدَعُوْهَا فِيْ شَيْءٍ مِنْ
أُمُوْرِهِمْ فَإِنِّيْ لَمْ أَدَعْهَا طَرْفَةَ عَيْنٍ مُنْذُ نَزَلَتْ عَلٰى
أَبِيْكَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَكَذَا الْمَلَائِكَةُ
Dan
ia [Jibril] berkata:
"Basmalah itu untukmu,
dan untuk umatmu, maka perintahkanlah mereka, jangan mereka meninggalkan basmalah
di sesuatu pun dari berbagai urusan mereka, karena sesungguhnya aku tidak
pernah meninggalkan kalimat basmalah sekejap matapun, semenjak basmalah
diturunkan kepada bapakmu, Nabi Adam AS, dan begitupun para malaikat yang lain".
وَفِيْ
رِوَايَةٍ إِذَا كَتَبْتُمْ كِتَابًا فَاكْتُبُوْا فِي أَوَّلِهِ بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَإِذَا كَتَبْتُمُوْهَا فَاقْرَؤُوْهَا
Dan
di dalam riwayat lain [disebutkan]: "Apabila kalian menulis
kitab, maka tulislah oleh kalian di awal kitab itu بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, dan
apabila kalian telah menulisnya, maka bacalah basmalah itu".
وَرُوِيَ
عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ تَخَلَّقُوْا
بِأَخْلَاقِ اللهِ
Dan
diriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda: "Berbudi
pekertilah kalian dengan budi-budi pekerti Allah",
وَلَا
شَكَّ أَنَّ عَادَتَهُ تَعَالٰى فِي ابْتِدَاءِ كُلِّ سُوْرَةٍ الْإِتْيَانُ
بِالْبَسْمَلَةِ سِوٰى بَرَاءَةَ فَنَحْنُ مَأْمُوْرُوْنَ بِهِ
Dan
tidak ada keraguan bahwa kebiasaan Allah Ta'ala dalam memulai
setiap surat itu adalah mendatangkan dengan [diawali] basmalah,
kecuali surat Bara'ah [At-Taubah], maka kita
diperintahkan dengannya.
وَعَمَلًا
بِحَدِيْثِ أَبِيْ دَاوُوْدَ وَغَيْرِهِ كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ
لَايُبْدَأُ فِيْهُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ أَوْ أَقْطَعُ
أَوْ أَجْذَمُ
Dan
karena mengamalkan hadis Imam Abu Daud dan lainnya: "Segala
perkara yang memiliki suatu hal penting yang tidak dimulai perkara itu
dengan بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, maka perkara itu [laksana makhluk yang] terpotong ekornya, atau
terpotong tangannya, atau terpotong ujung jarinya [kurang sempurna]".
0 komentar:
Posting Komentar