Sayidina Utsman bin Affan ra pernah berkata:
“Seandainya aku berada di antara surga dan neraka, sementara aku belum tahu
ke mana di antara keduanya aku akan diperintahkan, maka sungguh aku akan
memilih menjadi api sebelum aku mengetahui ke mana aku dimasukkan di antara
keduanya.”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Tahdzib Hilyatil Auliya’, 1/78.
Sebenarnya
ungkapan Sayidina Utsman bin Affan ra ini menggambarkan rasa
takutnya yang begitu mendalam terhadap siksaan Allah di dalam neraka. Ia telah
mengetahui dengan pengetahuan yang benar tentang dahsyatnya azab neraka yang
disediakan Allah bagi orang-orang yang ingkar kepada-Nya.
Anda bisa
bayangkan, Sayidina Utsman ra yang telah dijamin masuk surga itu
ternyata memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap siksa neraka. Ketakutan
beliau ini pastinya melebihi rasa takut yang kita miliki terhadap siksa Allah
itu, padahal Allah tak pernah memberikan jaminan pada kita untuk masuk ke dalam
surga.
Rasa takut itu tergambar dalam ungkapannya, “…aku akan memilih menjadi
api..”, artinya, seandainya pada akhirnya ia diperintahkan Allah untuk
masuk neraka, maka sebelum perintah itu disampaikan padanya, ia akan memilih
menjadi api, sehingga tidak merasakan kepedihan siksa itu. Meskipun
demikian, tidaklah Utsman ra akan masuk ke dalam neraka, karena Allah telah
menjaminnya sebagai penghuni surga.
Jika kita
bandingkan amal saleh yang kita miliki dengan amal saleh yang dimiliki Sayidina Utsman bin Affan ra, bukankah kita lebih layak untuk memiliki
rasa takut yang luar biasa itu daripada beliau? Namun
kenyataannya, mengapa kita tidak merasa takut seperti yang dirasakan Sayidina Utsman ra? Jawabannya, karena kita tidak terlalu memperhatikan
persoalan akhirat. Maka, ada baiknya mulai saat ini kita tidak hanya mengurus
yang fana ini, namun meluangkan waktu kita untuk merenungkan segala kemungkinan
yang akan kita hadapi saat kita berada di negeri akhirat, sebuah negeri yang
sudah pasti kita akan sampai ke sana.
0 komentar:
Posting Komentar