Sayidina Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata:
“Kewajiban
kalian terhadap seorang ulama adalah memberi salam kepadanya secara khusus saat
engkau menemuinya, dan memberi salam secara umum kepada yang lain. Duduklah di
depannya dan janganlah engkau menunjuk dengan tanganmu. Jangan memberi isyarat
dengan matamu. Jangan pula mengatakan, ‘Fulan mengatakan berbeda dengan yang
engkau katakan.’ Jangan engkau memegang bajunya, dan jangan engkau
memojokkannya dalam bertanya. Sesungguhnya seorang ulama laksana pohon kurma
yang sedang berbuah, yang tetap akan menjatuhkan sesuatu kepadamu.”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Jami’ Bayanil ‘Ilm wa
Fadhlihi, 1/176.
Pengetahuan
tentang cara memperlakukan seorang ulama telah banyak hilang, kalau tidak bisa
dikatakan telah hilang, dari generasi saat ini. Seorang ulama adalah seorang
yang dianugerahkan Allah ilmu kepadanya. Dulu, kemuliaan seseorang sangat
ditentukan oleh ilmu yang ada dalam dirinya. Namun dewasa ini, orang akan
dimuliakan orang lain karena harta berlimpah yang dimilikinya, meskipun tidak
diketahui bagaimana cara yang mereka tempuh untuk memperoleh harta itu.
Perhatikanlah
sikap sebagian besar manusia saat ini, akan kita temukan betapa tidak
mengertinya mereka bagaimana seharusnya bersikap terhadap seorang ulama. Ulama
yang selalu mengajak dan menunjukkan jalan ke arah yang diridhai Allah sering
kali dipandang sebagai sosok yang tidak mengikuti perkembangan zaman, sok suci,
bisanya hanya bicara, dan berbagai pandangan yang bernada negatif lainnya.
Hakikatnya
tentu saja tidak demikian. Ulama adalah orang-orang yang diberikan Allah ilmu
kepada mereka yang sebagian besar manusia tidak memperoleh ilmu tersebut.
Bahkan, Nabi Saw memandang para ulama sebagai pewaris para nabi. Artinya, para
ulama adalah pemegang estafet perjuangan para nabi untuk menyeru umat manusia
ke jalan Tuhan.
Boleh jadi,
gejala ketidakhormatan sebagian manusia terhadap para ulama sudah dilihat oleh Sayidina Ali bin Abu Thalib ra pada masanya, sehingga beliau menyampaikan
nasihat bagaimana selayaknya bersikap bila berhadapan dengan seorang ulama.
Cara memperlakukan seorang ulama adalah:
Memberi
salam secara khusus kepadanya.
Duduklah di
depannya.
Jangan
menunjuk-nunjuk ke arahnya.
Gunakan
bahasa yang jelas, santun, dan tidak berisyarat dengan mata terhadapnya.
Jangan
memperbandingkan pendapatnya dengan pendapat yang lain.
Jangan
memegang bajunya dengan sikap meremehkannya.
Jangan
mengajukan pertanyaan kepadanya dengan tujuan untuk mempersulit dan
memojokkannya.
Itulah
beberapa butir cara bersikap terhadap seorang ulama. Semoga Allah menguatkan
kita untuk mengamalkannya. Tiliklah diri kita. Siapa tahu kita termasuk
golongan orang-orang yang selalu memandang remeh kepada para ulama. Ketahuilah,
bahwa para ulama termasuk golongan manusia pilihan Tuhan. Mereka menyeru kita
ke jalan Allah tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari kita. Maka, muliakanlah
mereka. Jika Sayidina Ali ra saja sangat memuliakan para ulama,
lalu, mengapa kita merasa enggan untuk melakukannya?
0 komentar:
Posting Komentar