Selasa, 27 Februari 2018

Muqadimah (Bagian 4)


 
وَأَنْ يَجْعَلَنَا مِمَّنْ تَسْعٰى إِلَيْهِ النَّاسُ لِأَخْذِ الْعِلْمِ لَا لِحُظُوْظِ الدُّنْيَا الْفَانِيَةِ
Dan semoga Dia berkenan menjadikan kami termasuk orang, yang manusia berjalan menuju kepadanya [orang itu] untuk mengambil ilmu, bukan untuk mengambil bagian-bagian duniawi yang fana [rusak].

وَأَنْ يُمَتِّعَنَا بِالنَّظَرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ فِي الدَّارِ الْبَاقِيَةِ
Dan semoga Dia berkenan memberi kenikmatan kepada kami, dengan dapat melihat kepada Zat-Nya yang Mulia di negeri nan abadi.

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالٰى ﴿بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ﴾
Berkata pengarang kitab Safinatun Naja [Syekh Salim bin Sumair], semoga Allah merahmati beliau: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang﴿.

أَيْ بِكُلِّ اسْمٍ مِنْ أَسْمَاءِ الذَّاتِ الْأَعْلٰى الْمَوْصُوْفِ بِكَمَالِ الْأَفْعَالِ أَوْ بِإِرَادَةِ ذٰلِكَ أُؤَلِّفُ مُتَبَرِّكًا أَوْ مُسْتَعِيْنًا
Yakni dengan menyebut setiap nama dari berbagai nama zat yang luhur, yang bersifat dengan kesempurnaan berbagai perbuatan, atau dengan menghendaki hal-hal [berbagai perbuatan] itu, aku mengarang seraya mencari keberkahan atau sembari berharap pertolongan.

فَسَّرَهُ بِذٰلِكَ شَيْخُنَا أَحْمَدُ الدِّمْيَاطِيُّ فِيْ حَاشِيَتِهِ عَلَى أُصُوْلِ الْفِقْهِ
[Demikian] Guru kami, Syekh Ahmad Ad-Dimyathi, telah menafsirinya [ucapan basmalahnya mushannif] dengan hal itu di dalam kitab Hasyiyah beliau , [yang membahas] mengenai ilmu Ushul Fiqh.

اِبْتَدَأَ الْمُصَنِّفُ كِتَابَهُ بِالْبَسْمَلَةِ إِقْتِدَاءً بِالْكِتَابِ الْعَزِيْزِ فِي ابْتِدَائِهِ بِهَا أَيْ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوْظِ أَوْ بَعْدَ جَمْعِهِ وَتَرْتِيْبِهِ فِي الْمُصْحَفِ
Pengarang [Syekh Salim bin Sumair] mengawali kitabnya dengan ucapan basmalah karena mengikuti Kitab yang Agung [Al-Qur'an] dalam hal diawalinya dengan basmalah, yakni di dalam Lauhul Mahfuzh atau setelah terkumpulkannya dan tersusunkannya di dalam Mushhaf [Al-Qur'an].

وَأَمَّا مَا رُوِيَ أَنَّ أَوَّلَ مَا كَتَبَهُ الْقَلَمُ  "أَنَا التَّوَّابُ وَأَنَا أَتُوْبُ عَلَى مَنْ تَابَ"، فَهُوَ فِي سَاقِ العَرْشِ
Adapun keterangan yang teriwayatkan bahwa hal pertama yang ditulis Al-Qolam adalah: "Aku Maha Penerima Taubat, dan Aku akan menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat", maka kalimat tersebut berada di tiang penyangga 'Arasy.

وَامْتِثَالًا وَإِطَاعَةً لِأَمْرِهِ صلى الله عليه وسلم فِي قَوْلِهِ:  "إِنَّ أَوَّلَ مَا كَتَبَهُ الْقَلَمُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dan karena meneladani dan mematuhi kepada perintah Nabi SAW dalam sabda beliau : "Sesungguhnya hal paling awal yang Al-Qolam menulisnya adalah lafadz بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

0 komentar:

Posting Komentar