وَأَنْ
يَجْعَلَنَا مِمَّنْ تَسْعٰى إِلَيْهِ النَّاسُ لِأَخْذِ الْعِلْمِ لَا لِحُظُوْظِ
الدُّنْيَا الْفَانِيَةِ
Dan semoga Dia berkenan
menjadikan kami termasuk orang, yang manusia berjalan
menuju kepadanya [orang itu] untuk mengambil ilmu, bukan untuk mengambil
bagian-bagian duniawi yang fana [rusak].
وَأَنْ
يُمَتِّعَنَا بِالنَّظَرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ فِي الدَّارِ الْبَاقِيَةِ
Dan semoga Dia berkenan
memberi kenikmatan kepada kami, dengan dapat melihat kepada Zat-Nya yang Mulia
di negeri nan abadi.
قَالَ
الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالٰى ﴿بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ﴾
Berkata pengarang
kitab Safinatun Naja [Syekh Salim bin Sumair], semoga Allah
merahmati beliau: ﴾Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang﴿.
أَيْ
بِكُلِّ اسْمٍ مِنْ أَسْمَاءِ الذَّاتِ الْأَعْلٰى الْمَوْصُوْفِ بِكَمَالِ
الْأَفْعَالِ أَوْ بِإِرَادَةِ ذٰلِكَ أُؤَلِّفُ مُتَبَرِّكًا أَوْ مُسْتَعِيْنًا
Yakni dengan menyebut
setiap nama dari berbagai nama zat yang luhur, yang bersifat
dengan kesempurnaan berbagai perbuatan, atau dengan menghendaki hal-hal
[berbagai perbuatan] itu, aku mengarang seraya mencari keberkahan atau sembari
berharap pertolongan.
فَسَّرَهُ
بِذٰلِكَ شَيْخُنَا أَحْمَدُ الدِّمْيَاطِيُّ فِيْ حَاشِيَتِهِ عَلَى أُصُوْلِ
الْفِقْهِ
[Demikian] Guru kami,
Syekh Ahmad Ad-Dimyathi, telah menafsirinya [ucapan basmalahnya mushannif] dengan hal itu di dalam kitab Hasyiyah beliau , [yang
membahas] mengenai ilmu Ushul Fiqh.
اِبْتَدَأَ
الْمُصَنِّفُ كِتَابَهُ بِالْبَسْمَلَةِ إِقْتِدَاءً بِالْكِتَابِ الْعَزِيْزِ فِي
ابْتِدَائِهِ بِهَا أَيْ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوْظِ أَوْ بَعْدَ جَمْعِهِ
وَتَرْتِيْبِهِ فِي الْمُصْحَفِ
Pengarang [Syekh Salim
bin Sumair] mengawali kitabnya dengan ucapan basmalah karena mengikuti Kitab
yang Agung [Al-Qur'an] dalam hal diawalinya dengan basmalah, yakni di dalam
Lauhul Mahfuzh atau setelah terkumpulkannya dan tersusunkannya di dalam Mushhaf
[Al-Qur'an].
وَأَمَّا
مَا رُوِيَ أَنَّ أَوَّلَ مَا كَتَبَهُ الْقَلَمُ "أَنَا التَّوَّابُ
وَأَنَا أَتُوْبُ عَلَى مَنْ تَابَ"، فَهُوَ فِي سَاقِ العَرْشِ
Adapun keterangan yang
teriwayatkan bahwa hal pertama yang ditulis Al-Qolam adalah: "Aku
Maha Penerima Taubat, dan Aku akan menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat",
maka kalimat tersebut berada di tiang penyangga 'Arasy.
وَامْتِثَالًا
وَإِطَاعَةً لِأَمْرِهِ صلى الله عليه وسلم فِي قَوْلِهِ: "إِنَّ
أَوَّلَ مَا كَتَبَهُ الْقَلَمُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dan karena meneladani
dan mematuhi kepada perintah Nabi SAW dalam sabda beliau : "Sesungguhnya
hal paling awal yang Al-Qolam menulisnya adalah lafadz بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
0 komentar:
Posting Komentar