Selasa, 01 Mei 2018

Ahli Badar dan Kekuasaan


Diriwayatkan bahwa seseorang telah bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq ra tentang ahli Badar, “Wahai Khalifah Rasulullah, apakah Anda tidak mau mengangkat ahli Badar sebagai pejabat?”

Mendengar pertanyaan itu, Abu Bakar ra menjawab, “Sesungguhnya aku tahu kedudukan mereka, tetapi aku tidak mau mengotori mereka dengan dunia.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Tahdzibu Hilyatul Auliya’, I/61.

Ungkapan Abu Bakar ra ini memang kaitannya dengan ahli Badar, namun makna yang dikandungnya jauh lebih luas daripada itu. Beliau melihat ada di antara hamba-hamba Allah ini yang telah memiliki kemuliaan di sisi Allah Swt (dalam hal ini ahli Badar), dan kemuliaan pemberian Allah bagi mereka itu jauh lebih berharga daripada jabatan dan kekuasaan di dunia ini. Abu Bakar ra tidak memberikan kekuasaan kepada mereka, karena menurut beliau, hal itu hanya akan mengotori kemuliaan mereka di sisi Allah.

Di dunia ini ada banyak orang yang menginginkan sesuatu tanpa pernah mempertimbangkan terlebih dahulu, apakah keinginannya itu akan membawanya pada kemuliaan di sisi Tuhan atau justru menghinakannya? Orang-orang seperti itu adalah gambaran manusia yang dipermainkan oleh hawa nafsunya. Yang terbaik adalah memohon kepada Allah sesuatu yang dengannya kita bisa meraih kemuliaan dari-Nya, dan memohon petunjuk pada-Nya agar kita tidak meminta sesuatu yang justru bisa membuat kita hina dalam pandangan-Nya. 

Apa pun keadaan Anda saat ini, bersyukurlah pada Allah. Menjalani hidup dan menerima kehidupan ini sesuai dengan yang ditakdirkan Allah kepada kita jauh lebih mulia daripada berharap pada sesuatu yang menurut kita lebih baik, namun menurut Allah akan menghinakan kita. Jabatan dan kekuasaan, harta benda dan pundi-pundi keduniawian hanyalah amanah yang disertai ujian di dalamnya. Bagi yang lulus dalam ujian itu ia akan mulia di sisi Tuhan, namun bagi yang gagal, kelak ia akan merasakan penyesalan luar biasa atas apa yang dinikmatinya di dunia ini. 

Sayangnya, di antara yang lulus dan yang gagal menempuh ujian itu, jumlahnya lebih banyak yang gagal. Dan berharaplah, semoga Anda tidak menambah jumlah orang-orang yang gagal itu.

0 komentar:

Posting Komentar