Rabu, 18 Juli 2018

Hari Yang Penuh Angan-Angan



Dalam sebuah khutbahnya, Sayidina Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:


“Amma ba’du… Sesungguhnya dunia sudah mulai menjauh dan memohon izin untuk berpisah, sedangkan akhirat sudah mulai mendekat dan bersiap untuk disambut.


Sekarang adalah waktu untuk berlatih, sedangkan esok adalah waktu untuk bertanding.


Ketahuilah… bahwa kalian saat ini berada dalam hari-hari yang penuh dengan angan-angan, sedangkan ajal sedang menunggu di belakangnya. Maka barangsiapa yang tidak berhenti dari angan-angan sebelum ajalnya datang, maka tidaklah berguna baginya perbuatannya itu. Dan semua yang ia angan-angankan itu hanya akan mencelakakannya.
Ketahuilah… beramallah untuk Allah saat senang, sebagaimana engkau beramal saat takut.
Ketahuilah… sungguh aku tidak pernah melihat orang yang menginginkan surga tidur darinya, dan orang-orang yang menjauhi neraka lengah darinya.
Ketahuilah… barangsiapa yang menolak petunjuk maka ia akan dijerumuskan dalam kesesatan.
Ketahuilah… sesungguhnya kalian telah diperintahkan untuk sadar dan telah ditunjukkan pada bekal (yang akan kalian bawa ke akhirat).


Dan sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan.”


Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Al-Bayan wat Tabyin, 2/52 dan Al-Aqdul Farid, 4/65.


Ini merupakan penjelasan Sayidina Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu kepada kita perihal kebanyakan sikap hidup yang dilakukan manusia di atas dunia ini. Dunia ini digambarkan oleh Sayidina Ali radhiyallahu ‘anhu sebagai suatu tempat yang sudah mulai menjauh dan segera memohon izin untuk berpisah dengan kita, sementara akhirat telah berada tepat di hadapan kita dan bersiap untuk disambut. 

Maknanya adalah waktu yang disediakan Allah bagi kita untuk menjalani hidup di dunia sungguh sangat singkat. Sebentar lagi akan berakhir dan kita akan segera berpindah ke sebuah negeri asing yang belum pernah ada seorang pun yang sampai ke sana, lalu kembali menceritakannya kepada kita di dunia ini, yakni negeri akhirat.


Allah menyediakan waktu hidup bagi kita di dunia ini bukanlah untuk bersenang-senang. Dunia adalah tempat berlatih sebelum pertandingan hakiki yang akan kita hadapi di akhirat. Ya, tempat berlatih mengumpulkan amal kebajikan sebagai bekal untuk menghadapi pertandingan yang sesungguhnya antara kebajikan dan kemaksiatan di hadapan ‘Wasit’ yang Maha Adil, Allah Azza wa Jalla. Akan tiba masanya kita berada dalam situasi itu dan kita akan melihat dan menerima keputusan Zat Yang Maha Adil, yang akan memutuskan apakah kita layak masuk ke dalam surga ataukah neraka yang menjadi tempat paling tepat bagi kita.


Karena dunia merupakan tempat berlatih, maka bersungguh-sungguhlah. Dalam hal apa? Dalam beramal dan berjalan di atas petunjuk Allah Swt. Jangan terbuai oleh gemerlap dunia yang mewujud menjadi jutaan angan dalam hayalan kita. Dunia hanya menjanjikan, tapi tak pernah mampu memenuhinya. Oleh karena itu, jangan jadikan ia sebagai bahan hayalan yang melambai-lambai dalam pikiran kita. Segeralah sadar akan hakikat tugas kita di atas dunia ini. Pendekkan angan-angan, bahkan jika mampu putuskan sama sekali. Segera bertaubat darinya dan kembali kepada Allah. Karena orang yang panjang angan-angan lalu maut menghampirinya, sementara ia belum sempat bertaubat dari hayalan-hayalannya itu, maka sungguh semua angannya itu takkan bermanfaat sedikit pun baginya di hadapan Allah Ta’ala.


Jika kita memang mendamba surga jangan pernah tidur darinya. Artinya, selalulah berusaha menempuh jalan yang menunju ke arahnya. Tak perlu kelelahan, istirahat, apalagi berhenti. Tempuhlah secepat mungkin dan sejauh mungkin jalan menuju surga itu. Jangan pernah puas bila kita belum menginjakkan kaki ini di atas kelembutan “karpet merah” yang membentang di dalamnya.


Demikian halnya terhadap neraka. Jika kita tak ingin terjerumus dan masuk ke dalamnya, jangan pernah lengah darinya. Ketahuilah, berjuta jalan dibentangkan setan untuk menjerumuskan anak-cucu Adam ke dalam neraka. Ada berbagai macam bentuknya, dan salah satu darinya adalah panjang angan-angan.


Segeralah sadar dari lamunan dan berbuatlah suatu amal yang nyata. Mohon pertolongan kepada Allah agar Dia berkenan menjernihkan pandangan kita agar mampu melihat mana jalan yang senyatanya mengantarkan kira ke surga dan mana jalan yang menjerumuskan kita ke jurang neraka. Semoga Allah berkenan menolong kita.

0 komentar:

Posting Komentar