Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan:
“Sungguh
menakjubkan orang yang hancur, dan ia bisa selamat darinya.” Seseorang
bertanya, “Apakah itu?” Sayidina Ali radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Istighfar.”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam kitab Al-Aqdul Farid, 3/183.
Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menggambarkan orang yang selalu bermaksiat kepada Allah sebagai
orang yang hancur. Apa yang menyebabkan kehancurannya? Yang menyebabkan
kehancurannya adalah dosa-dosa yang melingkupi relung kalbunya.
Bagaimana mungkin orang yang bermaksiat itu tidak hancur kalau setiap
bagian kalbu yang seharusnya berisi petunjuk Allah justru dipenuhi oleh
noktah-noktah akibat dosa yang menghitam. Sebenarnya tidaklah dikatakan hancur
seseorang yang kehilangan harta benda dan kekayaannya. Yang hancur itu adalah
orang-orang yang hilang dari kalbunya petunjuk-petunjuk Ilahi.
Namun
menurut Sayidina Ali radhiyallahu ‘anhu, seseorang
bisa selamat dari kehancuran tersebut, yakni dengan mengucapkan istighfar
kepada Allah. Dengan memohon ampun kepada Tuhan, maka Dia akan memutihkan
kembali relung kalbu yang telah menghitam oleh dosa. Atas kehendak-Nya, Dia
bisa mengganti dosa-dosa yang telah menghitam itu dengan cahaya-cahaya petunjuk
dari-Nya. Allah Maha Kuasa melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya.
Orang yang berbuat maksiat, sehingga hampir saja kehancuran abadi
melandanya karena noktah-noktah hitam dosa yang menyelimuti relung kalbunya,
bisa selamat dari kehancuran itu jika ia segera kembali kepada Allah, menyadari
kekeliruannya, dan memohon ampun (beristigfhar) kepada-Nya. Jika Anda
merasa diambang kehancuran disebabkan kemaksiatan yang telah Anda lakukan,
jangan putus asa, segeralah beristighfar kepada Allah, niscaya Allah akan
menyelamatkan Anda dari kehancuran itu.
Semoga!
0 komentar:
Posting Komentar