Jumat, 13 Juli 2018

Istighfar


Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan:

“Sungguh menakjubkan orang yang hancur, dan ia bisa selamat darinya.” Seseorang bertanya, “Apakah itu?” Sayidina Ali radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Istighfar.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Al-Aqdul Farid, 3/183.

Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menggambarkan orang yang selalu bermaksiat kepada Allah sebagai orang yang hancur. Apa yang menyebabkan kehancurannya? Yang menyebabkan kehancurannya adalah dosa-dosa yang melingkupi relung kalbunya. 

Bagaimana mungkin orang yang bermaksiat itu tidak hancur kalau setiap bagian kalbu yang seharusnya berisi petunjuk Allah justru dipenuhi oleh noktah-noktah akibat dosa yang menghitam. Sebenarnya tidaklah dikatakan hancur seseorang yang kehilangan harta benda dan kekayaannya. Yang hancur itu adalah orang-orang yang hilang dari kalbunya petunjuk-petunjuk Ilahi. 

Namun menurut Sayidina Ali radhiyallahu ‘anhu, seseorang bisa selamat dari kehancuran tersebut, yakni dengan mengucapkan istighfar kepada Allah. Dengan memohon ampun kepada Tuhan, maka Dia akan memutihkan kembali relung kalbu yang telah menghitam oleh dosa. Atas kehendak-Nya, Dia bisa mengganti dosa-dosa yang telah menghitam itu dengan cahaya-cahaya petunjuk dari-Nya. Allah Maha Kuasa melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya. 

Orang yang berbuat maksiat, sehingga hampir saja kehancuran abadi melandanya karena noktah-noktah hitam dosa yang menyelimuti relung kalbunya, bisa selamat dari kehancuran itu jika ia segera kembali kepada Allah, menyadari kekeliruannya, dan memohon ampun (beristigfhar) kepada-Nya. Jika Anda merasa diambang kehancuran disebabkan kemaksiatan yang telah Anda lakukan, jangan putus asa, segeralah beristighfar kepada Allah, niscaya Allah akan menyelamatkan Anda dari kehancuran itu. 

Semoga!

0 komentar:

Posting Komentar