Sayidina Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu disebutkan pernah berkata:
“Barangsiapa
yang takut kepada Allah, maka ia tidak akan pernah merasa aman dari
kemurkaan-Nya. Barangsiapa yang bertakwa kepada-Nya, maka ia tidak akan berbuat
sesukanya. Dan kalau bukan karena (takut) hari kiamat, maka pandangan kalian
pasti akan lain.”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Ar-Risalah Al-Mustarsyidin, halaman 50.
Sayidina Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu menyampaikan nasihat kepada
kita yang menjelaskan bahwa rasa takut kepada Allah merupakan ‘ruh’ yang
mendorong manusia untuk selalu berbuat baik. Orang yang takut kepada Allah
adalah orang yang sadar bahwa dirinya tak mungkin selamat dari kemurkaan Allah.
Allah Subhanahu wata’ala murka
terhadap orang-orang yang mengabaikan perintah-Nya dan melanggar larangan yang
telah ditetapkan oleh-Nya. Bila selama ini Anda selalu melakukan apapun yang
terlintas di dalam benak Anda tanpa mempertimbangkan ketentuan-Nya, maka
ketahuilah, itu bersumber dari hilangnya rasa takut kepada Allah Ta’ala.
Takut kepada
Allah tentu tidak sama dengan takut kepada selain Allah. Bila Anda takut kepada
binatang buas, maka berusahalah menjauh darinya, dan jangan ‘sok akrab’
padanya. Namun, jika Anda takut kepada Allah mendekatlah pada-Nya dan jangan
sekali-kali menjauh dari-Nya. Saat kita selalu mendekat kepada-Nya maka
perasaan takut itu akan semakin dalam menghunjam di relung hati kita. Jika
tahap itu sudah kita capai, maka atas izin-Nya kita akan terperlihara dari
segala sesuatu yang menyebabkan kemurkaan-Nya.
Takwa
sebenarnya nama bagi sikap kehati-hatian. Hat-hati terhadap apa? Hati-hati
terhadap ketentuan Allah Subhanahu wata’ala. Artinya,
orang yang bertakwa adalah orang yang bersikap hati-hati agar tidak melanggar
batas-batas yang telah ditentukan Tuhan. Pribadi yang bertakwa tidak akan
melakukan apapun yang dikehendaki dirinya. Tolok ukur yang harus
dipertimbangkannya sebelum melakukan sesuatu adalah keridhaan Allah. Kita pun
harusnya demikian. Jika kita hendak berbuat sesuatu, tanyalah, apakah Allah
ridha atau tidak jika kita melakukannya? Dalam diri seorang yang bertakwa tidak
ditemukan kata ‘semau gue’, yang ada padanya adalah kata ‘sesuai kehendak
Allah’. Maka, jangan dulu mengaku sebagai orang yang bertakwa kalau kehendak
kita masih saja kita tempatkan di atas kehendak Tuhan.
Hari kiamat
merupakan hari yang padanya setiap perbuatan kita di dunia ini akan diminta
pertanggungjawabannya oleh Allah Ta’ala. Tidak ada
seorang pun yang mampu menghindar dari tuntutan pertanggungjawaban itu. Saat
itu tak ada siapa pun yang mau menjadi pembela bagi yang lain. Semua orang
sibuk dengan dirinya sendiri. Allah akan perlihatkan kepada seluruh makhluk
Kemahaadilan-Nya. Setiap kebajikan sekecil apapun akan memperoleh balasan
pahala, dan setiap kemaksiatan sekecil apapun akan mendapat balasan siksa. Hari
itu tidak ada yang terzalimi. Semua makhluk memperoleh balasan sesuai dengan
amal yang dilakukannya semasa hidup di dunia.
Sayidina Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kalau bukan karena (takut) hari kiamat,
maka pandangan kalian pasti akan lain”, maksudnya, seandainya hari kiamat
itu tidak pernah ada, maka hisab pun tidak akan dilakukan; akibatnya, setiap
makhluk akan melakukan apapun yang dikehendakinya. Kok bisa
begitu? Ya, karena tidak ada tuntutan pertanggungjawaban. Oleh karena hari
kiamat itu ada, maka kita harus berhati-hati, karena semua yang kita lakukan
ada konsekuensi pertanggungjawaban di hadapan Allah Ta’ala. Orang-orang yang yakin akan adanya hari kiamat dan merasa takut
pada peristiwa itu, akan memperlihatkan sikap yang berbeda dengan orang yang tak
meyakininya. Mengapa? Karena cara pandang mereka berbeda. Bagi yang takut pada
hari kiamat, amalnya demi kebahagiaan di akhirat; sedangkan yang tak takut pada
hari kiamat, amalnya demi kebahagiaan di dunia.
How to Play Baccarat with Pros and Cons - worrione
BalasHapusThere's no better Baccarat 바카라 game than Baccarat. We'll tell you why. The first thing you need 바카라 사이트 to know is if the dealer has 인카지노 a hand in Baccarat,