Disebutkan bahwa Sayidina Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah mendatangi Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, sedang ia memegang lisannya. Lalu, Sayidina Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Duh…, semoga Allah mengampunimu!” Sayidina Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu kemudian menjawab, “Inilah yang memasukkanku ke dalam neraka!”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Al-Bayan wat Tabyin, I/194 dan Kitab Shifatush
Shafwah, I/132.
Tahukah Anda bahwa Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah
salah seorang sahabat Nabi yang dijamin Allah masuk surga di akhirat kelak? Ya, meskipun
beliau telah dijamin Allah masuk surga, namun tetap menyadari betapa lisan yang
tak bertulang itu bisa dengan mudah menjerumuskannya ke jurang neraka.
Nasihat ini memang sangat pantas untuk kita perhatikan, karena kita
bukanlah orang yang dijamin masuk surga, sedangkan ucapan kita sering kali tak
terkontrol sehingga sering menyakitkan hati orang yang mendengarnya. Ada banyak
amal kebajikan mungkin yang sudah kita kerjakan. Namun saat kita tak mampu
mengendalikan lisan, sehingga menggoreskan luka mendalam pada perasaan saudara
kita, maka berhati-hatilah, boleh jadi amal kebajikan yang sudah kita lakukan
itu tak mampu menyelamatkan kita dari siksa neraka.
Ingatlah
bahwa lisan itu memang kecil, tapi dampak yang ditimbulkannya bisa menjadi
sangat besar. Lisan itu memang lembut, namun saat kita tak mampu
mengendalikannya, maka tebasannya jauh lebih melukai daripada tebasan mata
pedang. Oleh karena itu, berhati-hatilah akan bahaya lisan.
0 komentar:
Posting Komentar